SDH#8: Ketika Semangat Menurun

SDH#8: Ketika Semangat Menurun – Terhitung sejak akhir Maret saya memulai Sunglow Healthy Diary, berarti sudah 3 bulanan saya mencoba hidup lebih sehat. Beberapa kali saya merasa enggan menulis di diari ini karena tidak banyak perubahan. Tapi bukan diari namanya kalau cuma posting yang sukses-sukses saja. Malahan memang saya baru di hari-hari awal mencoba diet. 

Akhir-akhir ini saya merasa semangat saya menurun. Sepertinya ada dampaknya dari kesibukan meninggi, anak terkena virus dan faktor akhir bulan. Atau memang saya juga sedang jenuh. 

Detailnya ada di bawah ini:

Kesibukan Freelance dan Mencoba Salad To Go!

Namanya pekerja lepas, saya nggak bisa prediksi kapan santai dan kapan ada kerjaan. Jadi begitu ada, kebut dikerjain. Alhasil memikirkan menu sehat jadi dikesampingkan. Kadang saya kelimpungan lho menyiapkan menu sehat di kala sibuk begini. Tapi sepertinya saya juga terlalu perfeksionis dan terlalu memaksakan kondisi.

Suatu hari saya memesan Salad To Go! dari e-commerce sayur. Sayangnya saya menerima dengan kondisi beberapa helai daun sayur sudah sedikit hitam. Lumayan isiannya bisa dimakan untuk 3-4 porsi dengan harga Rp 50.000. 

Mungkin ini juga bagian dari fase berdamai dengan realita, dimana saya berpikir yang penting ada satu macam sayur dan memakan buah yang tak perlu dikupas-kupas alias less prep. Ngga apa sekali-kali makan nasi dengan porsi yang diperhatikan. 

Pergi Berwisata Tak Terasa Terlalu Lelah

Saya masih rutin mengusahakan olahraga. Hingga kini saya merasa rugi besar jika melewatkan waktu olahraga, terutama di hari yang sudah dijadwalkan. Namun saya nggak lagi memaksa badan jika sudah pegal-pegal atau bahkan ngilu, nggak lagi memaksakan olahraga. Karena ditakutkan akan sakit esok harinya. 

Yang justru cukup terasa adalah ketika saya berwisata ke Bogor pulang-pergi (walaupun saya bukan yang nyupir) dan kena macet pulang-pergi pula selama 2 jam-an, badan saya ngga terasa begitu capek. Memang di tempat wisata ngga banyak juga wara-wiri, masih standar saja. Tapi Alhamdulillah badan ngga kerasa terlalu pegal-pegal karena kelelahan. Ini saya simpulkan karena efek rutin olahraga. 

Namun beberapa hari kemudian anakku sakit yang diawali muntah-muntah kemudian demam. Ini reaksi ‘biasa’ ketika ia sakit masuk angin sehingga saya anggap sakit masuk angin biasa. Tapi masih saja ia muntah besoknya. Sehingga kami berkesimpulan ia terkena tipus. Kami memang tidak berkonsultasi dengan dokter spesialis anak, tapi gejalanya sudah terlihat. 

Ketika kesehatan anak diprioritaskan, sehingga saya ngga terlalu memikirkan menu makanan saya sendiri. Bisa sempat makan saja itu sudah Alhamdulillah, ketika anak sakit. Alhamdulillah juga ngga lama kondisi anak membaik. 

Tanggung Bulan dan Semangat Turun

Entah karena saya juga kecapean, saya jadi ngga terlalu ambil pusing dengan keharusan diet. Tapi tetap sih saya rindu olahraga, bila saya skip satu hari. Saya sempat ‘lepas’ makan nasi hampir seperti dulu. Dan lauk sayur seadanya. Mungkin juga lagi tanggung bulan. Saya masih rutin minum air lemon hangat dan ngga menambahkan gula dalam teh ketika sarapan pagi

Oh ya saya jadi lebih jarang cek timbangan. Pun ketika akhirnya cek, ya masih segitu aja. Ya sudahlah. Saya masih susah menolak ajakan pesan makan dan makan di luar. Paling-paling memilih menu yang sekiranya lebih rendah kalori kalau bisa. 

Barometer lain dimana saya sibuk itu adalah bahan-bahan untuk membuat overnight oatmeal dianggurkan saja dalam sebulan, hiks. Padahal saya mauuu banget bikinnya. Oh well, semoga sempat buat ke depannya. 

Dilema Idul Adha

Ketika Idul Adha datang, Alhamdulillah ada stok daging yang bisa dimasak. Karena paksu doyan daging, awalnya saya masak daging yakiniku karena masaknya gampang. Kedua saya olah daging jadi daging balado dan empal, karena memang keduanya disukai untuk orang rumah. 

Terakhir, saya olah sisa daging iga dan lemak dagihg jadi sop. Oh my, melihat kumpulan lemak bergumul di air sop saya cuma bisa geleng-geleng. Terkadang demi makanan ngga terbuang, saya pun harus ‘mengatasinya sendiri’. Sebisanya saya makan tanpa karbohidrat dan tak lupa memikirkan asupan sayur. Inilah satu alasan kenapa Ibu gagal diet, keikut selera orang rumah dan mencegah mubazir. 

Bagusnya sih dengan adanya hari-hari libur Idul Adha, saya jadi lebih banyak olahraga.

Pertama Kali Coba Olahraga Malam

Setelah ngobrol dengan sohib-sohib yang juga emak-emak dengan banyak acara, ternyata mereka sudah terbiasa olahraga malam. Teman-teman saya ini olahraga di dalam komplek setelah maghrib. Nah kalau saya ngga mau deh OR malam di luar gini, karena daerah saya kalau malam senyap ya jadi saya ngga nyaman. 

Karena dorongan teman-teman, saya coba olahraga malam sekali. Nah ini agak nekad sih karena sudah mau jam 10 malam olahraganya. Saya tuh kalau ga OR sehari sekarang rasanya hari kurang afdol gitu. It is doable sih dan cukup membantu juga agar badan terasa lebih enak. Tapi lain kali saya ngga mau jam 10an. Paling ngga, jam 8 saja agar tidur tidak kemalaman. 

Jus Buah Siap Minum To The Rescue

Terakhir saya berpaling ke jus buah yang dijual di e-commerce sayur. Saya sempat stop pesan karena ternyata mengandung gula. Ternyata sempat dia produksi tanpa gula. Eh hari ini saya pesan ternyata ada kandungan gulanya, hmmm. Kok ya ngga konsisten? 

Lumayan sih jus ini membantu ketika ngga sempat kupas-kupas buah. Tapi ya harus perhatikan tanggal expired dan teliti melihat apa dia ada kandungan gula atau tidak. Bagusnya sih dia ngga pakai pengawet. 

Wacana Olahraga Outdoor Pagi

Good news nih. Ada wacana untuk bisa rutin olahraga pagi di luar rumah. Kalau begini bisa sekalian refreshing dan ajak anak kegiatan outdoor. Wacananya sudah ada sejak bulan lalu tapi kini masih dalam pencarian alat penunjang olahraga hehe. 

Insya Allah kalau sudah kejadian, saya akan update lagi disini. Doakan yaa wacana ini benar-benar kejadian dan akan rutin berjalan. 

Penutup

Sayangnya belum sempat puasa nih. Semoga minggu-minggu ke depan kejadian; puasa, diet yang lebih berjalan dan wacana olahraga outdoor.

Segini dulu. See you on the next SDH! 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *