Review Buku Hypnotic Diary : #DietKenyang by Dewi Hughes – Dewi Hughes, presenter yang populer di era 2000an, tiba-tiba terlihat langsing ketika menunjukkan cara membuat infused water kurma di internet. Saya suka dengan Dewi Hughes. Ia biasanya ramah senyum dan auranya positif. Ketika masanya ia gemuk, ia seakan cuek dengan omongan orang dan PD saja. Ya butuh mental kuat untuk kekeuh dengan body ‘berlebih’ di dunia entertainment yang biasanya diisi wanita-wanita kurus dan cantik.
Waktu melihat tutorial itu saya agak bingung dengan penampilannya yang suddenly thin. Wait? Kapan dia jadi kurus? Mungkin saya yang kudet?
Sebenarnya rasa penasaran saya masih tersimpan sampai saya melihat seorang blogger mengulas bukunya yang berjudul Hypnotic Diary #DietKenyang. Kebetulan waktu itu saya sedang berpikir untuk menjalankan diet. Berhubung ulasannya positif dan saya suka pembawaan Hughes di layar, saya putuskan agar membeli bukunya. Dan karena satu dan lain hal, saya baru bisa mengulasnya sekarang.
Tentang Buku Hypnotic Diary #DietKenyang by Dewi Hughes
Buku hard cover kuning berjudul #DietKenyang memajang foto Hughes hitam putih ketika memiliki berat badan 150 kg disandingkan dengan dirinya ketika menulis buku itu, terlihat kurus dan tersenyum segar dengan baju bernuansa pink. Dia terlihat cantik dan sama sekali tidak terlihat sudah berumur nyaris 50 tahun. Justru terlihat seperti masih 30 tahunan. Amazed, itu sih yang saya rasakan melihat transformasinya.
Tentang bukunya, berkonsep bagai diari atau jurnal yang ia tulis di hari-hari yang didokumentasikan. Dimulai dari Januari 2016 hingga 2018. Disisipi resep-resep makanan yang menyehatkan, yang sepertinya ia ciptakan sendiri. Dimulai ketika kondisi kesehatannya mengkhawatirkan, ketika ia tidak bisa berdiri, bergerak dan pinggangnya sakit. Diberi obat painkiller tidak mempan. Kondisi yang terjadi akibat overweight.
Buku berkisah dari ia merasa gagal dengan kondisi kesehatannya dan pernikahannya yang berakhir. Ia mulai merenung dan berpikir apa yang salah. Kemudian Hughes memilih untuk berpikir positif. Bosan seharian di tempat tidur membuatnya kembali merenung dan memikirkan kenapa orangtua umurnya panjang. Ternyata jawabannya adalah real food.
Hughes mulai beralih ke konsumsi makanan sehat. Ia fokus makan makanan buah-buahan dan sayur-sayuran. Ia mengalihkan perasaan lapar dengan tetap minum jus dan makan makanan sehat. Lama kelamaan kondisi kesehatannya membaik. Tak lama setelah rutin hidup sehat, berat badannya menurun. Bersamaan dengan merasa lebih sehat, Hughes bersyukur kepada-Nya atas kesempatan hidup yang lebih baik.
Rutin melakukan hipnoterapi untuk klien, Hughes mulai melakukan hipnoterapi untuk dirinya sendiri. Ia berpikir, ketika ia bisa menolong orang lain, seharusnya ia bisa menolong dirinya sendiri. Dan self-hypnotherapy ini berhasil.
Dengan kesibukannya yang banyak, ia tetap melakukan perbaikan pada dirinya. Di saat yang sama, ia pun mempengaruhi banyak orang secara positif dengan hypnotherapy.
Ulasan Buku Hypnotic Diary #DietKenyang
Ketika membeli buku ini, saya memang sedang mencari inspirasi atau dorongan untuk memulai diet. Tak seperti kebanyakan mindset diet yang harus-ini dan harus-itu (yang juga sempat membuat saya stres), bahasa di buku ini bagai mengajak untuk tak hanya diet. Tapi juga membahagiakan dan berdamai dengan diri sendiri. Melepaskan beban dari yang lalu dan yang tak bisa kita ubah. Juga menganggap buah dan sayur sebagai teman.
Ternyata Hughes bukannya nggak tergoda makan sweets dan makanan gurih, namun semua itu berproses sehingga ia memakai hypnotherapy untuk mindset diet kenyang. Mungkin, buku ini juga sekaligus mempromosikan usahanya itu.
Awal saya baca buku ini, saya merasa buku ini kurang ‘drama’. Yakni saya rasa kisah awalnya kurang penjelasan mengenai kegagalan-kegagalannya. Saya pikir dengan menuliskannya, kurva comeback-nya akan terasa lebih ‘bersinar’. Namun saya sadar itu bagian dari privasi Hughes. Dan mungkin kalau saya ada di posisinya, saya juga ngga mau menjelaskan lebih detil mengenai itu.
Rasanya Hughes seperti menulis buku ini sedang tersenyum. Memang ia sedang berproses untuk menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan lebih sehat. Seperti quote di buku ini: Bukan masalah food tapi mindset. Ini tentang menjadi sehat, langsing itu bonus.
Saya suka sekali resep-resep makanan sehat yang disisipkan diantara jurnal tulisannya. Uniknya ia mengaku tidak bisa memasak di awal buku. Sepertinya kondisi tertentu menginspirasinya untuk membuat resep makanan sehat, dengan nama-nama resep yang menarik seperti Cool Girl atau Hope Cookies. Saya ingin mempraktekkannya. Sayangnya, resep-resep ini tidak disebut dalam daftar isi untuk memudahkan pencarian. Mungkin memang bukan resep-resep ini yang menjadi inti buku.
Seperti layaknya ‘sinar’ yang disorotkan, buku ini berisi dominasi tulisan-tulisan positif yang ‘menerangkan hati’. Namun seperti yang saya sebut mengenai kurangnya ‘drama’ sebelumnya, sedikit penuturan yang ‘gelap’ atau muram sebenarnya tak masalah. Agar esensi menjadi sosok yang lebih sehat didapat, karena semua yang dalam proses sukses tentu tidak selalu dalam state yang bahagia. Justru di keterpurukan mereka bounce back. Disitu pun kita menghargai usaha mereka untuk menjadi lebih baik.
Kelam dalam buku positif ini lebih terlihat di klien-klien Hughes. Seperti sosok Ibu yang kesepian dari Malaysia. Hughes membuka matanya bahwa sepi bukan berarti kesepian. Dan kondisi sepi ini bisa disyukuri.
Saya juga suka Hughes mengaitkan proses penemuan dirinya yang baru dengan bersyukur pada-Nya. Melihat on the bright side, apa hikmah dari Allah swt dari semua masalah.
Kesimpulan
Buku Hypnotic Diary Diet Kenyang ini bagus sebagai inspirasi kita yang ingin diet juga cantik dan sehat di usia 40 tahun. Dapat menyulut kita untuk menaklukkan hati yang bisa ‘belok-belok’ atau negatif. Mungkin bisa membuat kita mencoba hypnotherapy.
Ternyata ada pula 2 buku lain yang juga ditulis Hughes berkenaan dengan tema yang sama. Saya sih pengen intip lebih banyak tentang resep-resepnya.
Apakah kamu jadi pengen baca buku ini? Atau justru sudah baca? Let me know what you think 🙂