SHD#7 : (Berusaha) Berteman Dengan Realita

SHD#7 : (Berusaha) Berteman Dengan Realita – Jenuh datang karena hasil tidak signifikan. Sebenarnya bukannya nggak mau giat diet, tapi sering kali saya ‘bertabrakan’ dengan kondisi yang ngga bisa saya ubah. Dari faktor luar misalnya, ada ajakan makan tiba-tiba dan kesibukan yang tidak bisa saya acuhkan. Lucunya, saya baru saja menulis tentang alasan Ibu gagal diet

Maaf saya agak malas menulis perkembangan diet karena kesibukan dan masih gitu-gitu aja sih. Tapi saya udah cukup lama belum nulis di blog sehingga saya bela-belain nulis saja.

Karena menuliskannya bisa banyak jika dijabarkan detil juga runut, dan waktu saya menulis agak sempit sehingga saya akan menuliskan update Sunglow Healthy Diary dengan agak pendek saja dan insya Allah yang penting akan semua ditulis:

Less, Less and Less Carbs

Saya berusaha menghindari makan karbohidrat sehari-hari. Ini untuk ‘menutupi’ ajakan makan-makan yang tak bisa dihindari. Bukannya sama sekali ngga mau makan. Kalaupun makan, porsinya saya jaga.

Sebenarnya saya tahu jika saya rutin mengganti karbohidrat dengan makanan lain yang berkalori lebih rendah, sasaran diet akan lambat laun tercapai. Tapi ya itu, saya tidak bisa mengantisipasi sikon berikutnya. Paling-paling, saya bisa memesan menu yang lebih rendah kalori dan sehat. Tapi susah kalau kita tidak bisa memilih tempat makannya.

Realita Waktu Bisa Olahraga

Betapapun saya berusaha untuk olahraga setiap hari, seringnya saya sampai ngga fit karena kekurangan istirahat. Saya melihat fakta ini terjadi karena saya tidak meluangkan waktu tidur siang, atau kurang tidur saat malam.

Namun setelah saya hitung-hitung, kegiatan beberes rumah seperti menyetrika dan jemur pakaian sebenarnya juga menghabiskan kalori. Namun mungkin tidak menggerakkan semua otot seperti work out sebenarnya.

Akhirnya paling mungkin saya menyempatkan olahraga 15 menit di tengah minggu dan bisa 30 menit olahraga saat weekend. Lalu saya berusaha lebih sering berbenah rumah juga agar minimal kalori terbuang dan rumahpun insya Allah lebih kinclong.

Ikhtiar Prepping Food

Saya berusaha prepping food untuk weekdays. Sebenarnya ini untuk meminimalisir energi tengah minggu agar ada lebih banyak waktu olahraga dan juga homeschooling anak. Sebenarnya saya tidak perlu prepping untuk total 5 hari dalam seminggu, cukup 3 meals saja minimal.

Kira-kira minggu lalu saya berusaha prepping salad untuk diri sendiri dan cukup membantu. Tapi ya itu, saya kelelahan karena mungkin juga harus menyiapkan yang lain dan mengurus rumah. Juga mungkin saya harus membuat lebih banyak variasi agar tidak jenuh dengan menu salad yang itu-itu saja. 

Suatu minggu saya berhasil membuat pepes tahu dan bisa dimakan sebagai pendamping makanan hampir setiap hari. Pepes tahu itu membantu banget karena sudah pasti ringan kalori juga sehat. Tapi ya memang harus agak repot menyiapkan saat weekend-nya.

Tackle Midnight Snack Urges

Memikirkan midnight snack kadang suka buat saya pusing. Karena saya termasuk night owl, jelang tengah malam saya suka lapar dan iseng mau ngemil. Alhamdulillah saya bisa menekan ini dengan minum air putih, minum susu atau makan buah saja. Walau ketika saya juga sedang stres, ujungnya saya ngemil yang harusnya nggak saya cemilin. 

Tapi insya Allah saya selalu aware ngemil karena memang lapar atau cuma iseng. Mindful eating harus selalu diterapkan.

Sarapan Pagi Ringan Konsisten

Pagi, saya masih berusaha tidak makan langsung berat. Rutin minum lemon hangat dulu dan makan yang ringan dulu. Namun saya belum-belum sempat bikin lagi overnight oatmeal, lebih sering makan roti selai kacang.  Wait for me ya, bahan-bahannya sih sudah ada.

Mencoba Makanan Rendah Kalori Lain

Menu baru yang sempat saya coba; mie shirataki buatan sendiri, pancake ubi dan mengganti nasi dengan ubi, juga pasta-pastaan (tapi belakangan baru tahu kalau pasta juga nggak lama kenyangnya). Oh saya juga suka mengganti nasi dengan jagung rebus, karena rasanya yang manis. Dan saya coba beli rendang jamur dan rendang kacang merah (yang kacang merah saya belum sempat coba). 

Makin Suka Makan Buah

Saya berusaha rutin makan buah dulu sebelum makan berat. Karena kebiasaan ini, saya jadi ada craving makan buah lho. Kangen sensasi segar dan manisnya.

Seringnya saya pengen banget makan pepaya (segar dan manis), tapi suka malas mengupas dan membersihkan bijinya. Sebenarnya kalau udah pengen banget ya dibela-belain kupas aja. Ternyata pepaya memang bagus dimakan untuk diet karena zero fat

Ya itu karena rutinitas yang padat saya suka mencari yang ringkas. Saya lebih rutin memakan apel kini. Pir sih bisa, namun harganya agak tinggi. 

Pisang nggak selalu bagus dimakan karena gede juga kalorinya kalau dimakan banyak. Juga kalau dimakan malam-malam, bikin kita lebih berenergi sehingga sepertinya bisa ganggu waktu tidur. 

Nah saya juga kesampaian makan buah alpukat nih. Alhamdulillah ngga perlu nunggu matang berlama-lama karena sudah minta ke tukang sayur cariin yang bisa langsung makan, hihi. Justru sayanya yang harus cepat makan karena takut keburu busuk.

Good news juga karena sebaiknya saya juga memilih makan buah mangga karena mungkin lagi musim sehingga harganya murah dan suami pun suka. Saya jadi memilih mangga karena apelnya lagi habis waktu itu. Tapi good to know alternatif buah ini ada.

Oh ya, saya sempat mau nyetok jus buah yang cold pressed. Tapi banyak pertimbangan dari budget hingga kemasan plastik sampahnya. Suatu ketika saya pernah sekalian beli jus buah karena mau pesan dari e-commerce sayur, tapi ternyata mengandung gula. Saya stop beli, tapi baru-baru ini saya beli lagi karena dia mengaku tidak memasukkan gula di dalamnya. Murah pula. Yaa, untuk sampah plastiknya bisa saya titip Bapak tukang sampah.

Ingin Puasa Senin-Kamis Atau Puasa Daud

Keinginan berpuasa muncul karena selain untuk diet, juga demi membayar utang puasa. Pembicaraan untuk melaksanakan puasa daud juga ada.

Namun belum terlaksana juga nih. Semoga bisa kesampaian ya. Rindu juga melakukan rutinitas puasa.

Penutup

Sekian, begitulah sedikit update tentang perkembangan diet saya. Barusan nimbang, masih BB standar sih. Tapi lebih baik daripada naik ya kan?

Disini di tulisan ini saya terlihat berusaha menekan idealisme diet saya dan lebih berkawan dengan rutinitas dan realita. Karena kalau terlalu idealis, jadi menyiksa diri dan buat saya stres. Begitulah. Thanks for reading!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *