Drama Memakai Frying Pan Stainless Steel

Drama Memakai Frying Pan Stainless Steel – Mengetahui bahwa memakai panci anti-lengket bisa menyebabkan sejumlah bahaya kesehatan membuat saya beralih menggunakan panci berbahan stainless steel.

Bahaya memakai panci atau wajan anti-lengket diantaranya; menurunkan kekebalan tubuh, merusak organ hati dan ginjal, menyebabkan kanker, melemahkan imun, gangguan fungsi tiroid dan hormon juga respons sistem imun yang berkurang (sumber : Alodokter). Ngeri, bukan?

Sometime sejak akhir tahun lalu saya mulai memakai panci stainless steel. Tak cuma agak stres dalam membuat menu harian dan food preparation, tapi ada sedikit drama dalam memakainya. 

Menemukan Frying Pan Stainless Steel yang Sesuai

Sebenarnya ini bukan pertama kali saya kenal dengan panci bahan stainless steel. Sebelumnya saya memakai panci casserole murahan yang dibeli di supermarket dengan harga murah. Bahan dasarnya tipis (mungkin cuma 1 lapis??) tapi karena terbujuk murah dan kebutuhan saya beli. Terbukti bisa saja kok saya masak sayur sop dan lontong sayur di panci murah itu. 

Kemudian ada juga panci untuk masak mie yang dibeli di gerobak perumahan rumah, hihi. Fungsinya cukup deh untuk masak mie dan rebus telur. Tentunya ngga tahan lama sih memakainya, cuma kira-kira hampir 2 tahun saja.

Sebelum si panci mie, saya sempat dapat bonus panci casserole stainless steel dari pembelian 1 paket panci anti-lengket. Kualitasnya bagus dan saya masih pakai sampai sekarang. Merknya Supra dan bahan dasarnya cukup tebal. Awet dan saya menganggapnya masih sebagai panci andalan di dapur.

Tapi untuk frying pan, saya masih mengandalkan teflon. Itu sejak menikah, saya beli teflon frying pan pertama dari toko yang kalau ga salah sih namanya Ac* Hardware. Karena sudah lama banget belinya, dari awal menikah. Memang awet sih dan saya ngga cek apakah sudah banyak goresan atau ngga. Warnanya hitam dengan motif garis kemerahan di dalamnya.

Akhirnya saya putuskan ganti dengan panci penggorengan stainless steel. Ngga mudah menemukan yang saya cari. Karena rekomendasi Mbak Marion Grasby, si chef asik ini menyarankan beli wajan stainless steel dengan 5 ply agar panas lebih tahan lama. Nah susah banget dapet panci SS dengan 5 ply (kala itu). Seringnya panci SS dengan 3 ply, walau mungkin sih tetap bagus ya. Sayanya aja yang keribetan cari yang 5 ply. 

Nemunya di toko yang lokasinya di Medan, haha. Habis pesan baru sadar, kok lokasinya jauh ya. Tapi mungkin rejeki si toko. Saya beli panci diameter 24 cm agar masih mungkin dijadikan wok pan kepepet. 

‘Kenalan’ dengan Panci Stainless Steel

Ternyata menggunakan panci stainless steel harus kenalan dulu dengan karakternya. Terutama untuk memasak makanan yang gampang lengket di panci.

Yes, you make panci anti-lengket karena ingin menciptakan kenyamanan masak tanpa harus ada drama makanan lengket di panci. Saya hampir ngga ada masalah memasak tempe atau bakwan sayur, atau makanan dengan bahan lebih padat lainnya.

Masalahnya adalah saya sangat sering memasak telur ceplok. Saya memasak telur ceplok hampir tiap hari karena itu makanan andalan dan favorit si kecil. Jadi, bisa ditebak, awalnya saya kesulitan memasak telur ceplok tanpa ada drama lengket di panci stainless steel. Tekstur putih telur itu tipis dan ringkih, mudah untuk terbakar minyak goreng.

Si kecil agak ngeri ketika saya masak telur dengan frying pan stainless steel. Ini karena panci terlihat sangat panas dan hasil telur suka sering gosong pinggirannya. Ada 1 kali dimana bagian putih telur hampir semuanya burnt atau gosong. Dan si Bapake yang kadang minta sarapan telur ceplok ngga protes karena sejatinya dia suka makanan deep fried dan garing.

Ini karena saya meniru trik memasak telur di frying pan stainless steel adalah dengan api kompor yang tinggi. Ya, untuk tidak buru-buru menceplok telur sebelum si panci cukup panas adalah trik yang bisa kamu temukan dimana-mana dalam memasak di frying pan SS.

Untungnya juga mungkin dari sekian telur ceplok yang saya buat di kala kepepet dikejar waktu sambil mempertahankan idealisme masak dengan bahan yang anti-toxic hasilnya masih bisa dimakan dan lezat (aamiin). Masalahnya adalah stres yang saya temui ketika memasak, khawatir telur akan gosong dan hancur sebelum disajikan dan akhirnya nggak presentable.

Dan di bulan Ramadan ini, saya ngga punya pilihan lain. Awalnya saya masih cemen karena kembali menggunakan panci anti-lengket. Karena stres menyiapkan sahur membuat saya ngga bisa mentolerir hasil masakan yang gagal.

Akhirnya saya kembali mencari tutorial memasak telur ceplok di panci stainless steel. Dan menemukan tutorial yang tepat.

Bagaimana Memasak Telur Ceplok di Panci Stainless Steel Tanpa Drama Lengket

Saya lupa siapa yang membuat video tutorial memasak telur tanpa lengket di panci stainless steel. Tapi triknya sangat membantu.

Dia sangat menekankan untuk tidak mengubah temperatur api kompor selama memanaskan frying pan. Ini mungkin kesalahan saya di awal menggunakan panci penggorengan stainless steel, adalah mengubah temperatur api menjadi lebih kecil tepat ketika ingin menceplok telur (sebenarnya ini maksudnya agar minyak tidak meletup-letup). Inilah yang membuat telur menjadi lengket.

Selanjutnya, ia juga menyarankan agar memanaskan panci hingga cukup panas. Bisa dites dengan meneteskan air ke panci. Jika airnya menjadi bulir yang ‘berjalan-jalan’ maka wajan sudah cukup panas. Kemudian tuangkan minyak goreng. Ceplok telurnya dan goyangkan pancinya sedikit agar telur tidak melekat langsung.

Tunggu hingga telur memanas dan cukup matang sebelum membalikkannya. Alhamdulillah, ini trik yang berhasil saya gunakan. Dan di bulan Ramadan 2025 ini, saya berhasil juga membuat telur ceplok tidak lengket yang hampir sempurna. 

Oh ya, ternyata cara lain memasak telur tanpa lengket di panci stainless adalah menggunakan butter dan cooking spray. Nah keduanya saya belum coba nih. Boleh juga dipraktekkan lain kali.

Penutup

Siapa sangka, merubah kebiasaan memakai panci anti-lengket juga butuh kenalan dan ‘adaptasi’. Memang hidup sehat butuh usaha dan komitmen.

Meski awalnya belum menguasai pemakaian, saya tetap rekomen pakai alat masak yang sehat. Tak cuma beli perhiasan emas untuk jadi investasi, beli peralatan masak sehat juga perlu.

Bagaimana menurutmu mengenai memasak telur dengan panci penggorengan stainless?

4 thoughts on “Drama Memakai Frying Pan Stainless Steel”

  1. Kirain saya aja yang mengalami drama peralihan penggorengan dari anti lengket ke stainless steel. Rupanya ini hal umum para emaks. Semangat selalu menghadirkan makanan terbaik untuk orang rumah, Maks!
    Oiya, salam kenal.

  2. Makasih sharingnya. Krn saya mulai pakai kompor induksi dan butuh yg stainless. Jd bakal aku coba tips ya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *