SHD#13 : Awal Ramadan Yang Padat

SHD#13 : Awal Ramadan Yang Padat – Tak terasa, habis pindahan masuklah bulan Ramadan. Buat saya yang awal tahun biasanya punya banyak agenda, tentu saja butuh waktu untuk akhirnya menjalani rutinitas biasa.

Antara pendidikan anak, mengurus komunitas, mengurus keluarga dan diri sendiri, terkadang saya merasa bagai ‘kereta’. Tak henti-hentinya bergerak dan melakukan sesuatu. Bahkan ngeblog saja terkesampingkan. Baru beberapa minggu terakhir saya bisa meluangkan waktu untuk blog-blog saya. Maklum saja kalau beberapa kali sempat ‘tumbang;.

Termasuk dengan diet. Paling banter yang saya lakukan adalah mengurangi porsi nasi. Namun memastikan saya makan sebelum jam 7 malam dan tidur sebelum jam 11 malam, agak berantakan. Namun detilnya, baca lebih lanjut.

Kembali ke Menu Itu Lagi (dan Menu Baru)

Seperti juga tahun lalu, saya masuk tim ‘habiskan makanan biar nggak mubazir’. Walau jumlahnya ngga banyak-banyak amat, tapi sungguh saya ngga mau menambah-nambah daftar makanan mubazir. Dan sayangnya, saya masih memasukkan gorengan dan roti dalam menu berbuka puasa.

Karena sesungguhnya saya bukannya ngga mau memilih menu sehat, tapi energi saya yang terbatas bikin saya mau ngga mau memilih menu yang lebih mudah. Plus menurut dengan minat orang rumah yang penyuka roti dan gorengan.

Oh ya si kecil juga sudah mulai berpuasa yang cukup panjang. Bahkan sampai magrib akhir-akhir ini. PR saya adalah mengajaknya memakan makanan yang manis. Yang biasa ada di takjil Ramadan. 

Namun saya bersyukur karena lokasi rumah yang dekat dengan jajanan-jajanan dan rumah makan, juga penyedia sayur. Ini membuat saya dengan mudah membelinya dengan cukup berjalan kaki.

Kini menu favorit berbuka puasa adalah dimsum. Ini karena penjual dimsum di dekat rumah menjual dimsum yang enak dengan varian menu yang banyak.

Jam Memasak Yang Sempit

Ceritanya karena saya mendaftarkan anak saya ke les ngabuburit online yang berkisar dari jam 4 hingga jam 5. Yang mana pada jam itu biasanya saya menghabiskan waktu mulai menyiapkan menu berbuka puasa dan berolahraga. Idealnya memang kita sudah memasak dari jam 2 siang. Tapi saya biasa menggunakan waktu itu untuk bekerja (dan beristirahat).

Usai jam les anak saya jam 5, menyisakan kurang lebih waktu 1 jam saja demi menyiapkan makanan buka buasa, takjil Ramadan dan kalau cukup juga makan malam. Minimal makan malam si kecil. Awal puasa, keterbatasan waktu ini cukup membuat saya pusing. Ditambah jika ada pekerjaan lepas, membuat saya ‘ngos-ngosan’.

Tentu saya membutuhkan manajemen waktu yang lebih baik. Saya berusaha melepaskan ide menyiapkan menu buka puasa dari nol, alias lebih baik membeli jadi demi hemat waktu dan tenaga. Makanan siap goreng dan santap jadi sahabat. Alhamdulillah ada stok dari keluarga dan beberapa yang saya siapkan di kulkas pendingin.

Les ngabuburit online si kecil sudah selesai. Namun saya tetap ingin si kecil belajar sore hari. Semoga dimudahkan proses ini ya.

Olahraga, Apa Kabarmu?

Jelang puasa dan bahkan ketika berpuasa, saya sempat tidak fit. Ini karena kecapekan dan kurang cairan. Bahkan saya sempat memaksakan diri berpuasa padahal saya tahu badan saya sakit. Ini karena saya berusaha tidak menambah utang puasa. 

Saya merasa agak payah juga karena badan terasa ngilu-ngilu dan pegal. Mungkin ini kombinasi kelelahan campur kurang olahraga juga. Saya pun kembali merasa bersalah pada diri sendiri.

Alhamdulillah, beberapa hari lalu saya menyempatkan olahraga ketika saya sedang datang bulan. Insya Allah saya juga ingin olahraga sambil menunggu jam berbuka puasa, seperti tahun lalu. Bagaimanapun olahraga saat puasa adalah salah satu cara tetap bersemangat dari rasa malas dan lemas efek kurang cairan.

Ingin Coba Kurma Infused Water

Ada berbagai upaya agar saat puasa stamina kita tetap kuat. Kini saya mau coba kurma infused water. Simply karena di rumah ada stok kurma tersedia. Menurut sumber kompascom, kita cukup merendam 7 kurma tanpa bijinya ke 500 ml air. 

Insya Allah saya coba minum ketika sahur nanti. Saya butuh stamina yang lebih kuat nih. 

Penutup

Begitulah sedikitnya perkembangan gaya hidup sehat saya di awal bulan Ramadan. Semoga kurva dan semangatnya naik selagi mendekat ke akhir Ramadan dan seterusnya. Terima kasih yang sudah meluangkan waktu untuk membaca ya.

1 thought on “SHD#13 : Awal Ramadan Yang Padat”

  1. Pingback: SHD#14 : ‘Battling’ di Bulan Ramadan - Sunglow and Me

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *