Refleksi Lifestyle 2024 – Saya agak jarang berbagi mengenai diet dan gaya hidup saya tahun 2024, beda dengan tahun 2023. Alasannya karena ada banyak perubahan dan kesibukan. Goals diet 2024 pun agak tersendat.
Tapi tahun 2024 bukannya tanpa positif dan tanpa hal yang bisa dipelajari, dari sisi kesehatan dan gaya hidup idaman. Ada beberapa poin yang ingin saya bawa terus dari tahun 2024 ini. Diantaranya:
Never Underestimate Breakfast!
Karena banyaknya hal yang harus dilakukan pagi hari, kadang saya kelimpungan hal apa yang sebaiknya saya lakukan lebih dulu. Saya jadi mengesampingkan sarapan..dan ternyata memikirkan kebanyakan hal yang dilakukan sebelum makan pagi membuat saya stres.
I should never underestimate breakfast. Jangan ditunda-tunda karena pekerjaan akan tetap ada. Lagipula, bagaimana caranya menaklukkan hari jika kita saja sudah mengesampingkan sarapan? Dari situ aja sih sebenarnya kita terlihat meremehkan kesehatan dan kebahagiaan diri sendiri. Namun lebih dalam lagi, saya membiarkan kekhawatiran dan kecemasan memulai hari.
Saya juga sering ‘menganggap remeh’ atau ke skip memikir menu sarapan saya. Ini karena malam sudah kelelahan untuk memikirkan besok mau makan pagi apa.
Beberapa hari terbantu karena saya mengikuti pola diet pasangan yang makan telur rebus tiap 2 hari sekali. Namun sisanya saya sering cukup memakan leftover atau stok roti yang ada.
Sekarang sih, berusaha agar lebih mindful mengenai menu sarapan. Moga-moga saya bisa lebih rutin memikirkan menu sarapan dan bahkan menyiapkannya.
Stress Management Please!
Bekerja dari rumah memiliki banyak keuntungan, seperti yang juga dilakukan blogger dan pekerja lepas yaitu Mbak Manda Alienda yang kerja sebagai desainer interior. Karena tahun 2024 kesibukan meninggi dan kadang semuanya adalah prioritas (adalah mindset yang juga salah), stres pun hadir. Dan efeknya ke asam lambung saya yang naik.
Saya mulai ‘bersahabat’ dengan obat maag dan berhati-hati makan makanan yang mengandung asam. Bahkan di satu periode, rasanya tiap makanan membuat perut saya begah atau perih. Beberapa sumber mengatakan bahwa saya stres dan butuh refreshing.
Sepertinya memang betul analisa orang-orang yang dekat dengan saya. Karena ketika akhirnya saya meluangkan waktu untuk refreshing dan berusaha mengatur pola pikir saya agar stres berkurang, perih di perut tidak lagi terasa.
Oh ya, saya juga sempat ikut kursus self-management akhir tahun. Ternyata memang tidak ada formula baku untuk menaklukkan stres dan memanajemen hari, karena setiap orang dan keluarga memiliki karakter yang berbeda-beda. Yang penting, memang jeda itu dibutuhkan. Meskipun misalnya kita cuma punya waktu beberapa menit untuk rehat namun krusial agar kita tidak ‘tenggelam’. Mungkin kapan-kapan saya akan berbagi lebih dalam soal ini.
Agar Maag Tidak Kambuh
Saya pernah mengalami maag sedikit parah ketika kuliah. Memang masa kuliah, saya mengalami stres yang cukup tinggi. Ini karena tingginya tuntutan yang terasa dan tugas kuliah yang rasanya menggunung.
Tahun 2024, stres kembali datang. Bentuknya ngga melulu rasa melilit di perut. Tapi terasa mual. Beberapa orang menduga saya hamil. Namun saya bisa katakan itu tidak benar (walau saya bersyukur jika memang hamil). Pendapat orang-orang ini sedikit membuat saya tertohok karena saya memang lagi ngga menjaga diet saya.
Setelah sedikit membaca-baca, katanya ketika menstruasi memang bisa memicu maag. Namun tetap saja pemicu yang paling besar adalah stres. Nah disini saya baru ngeh bahwa darah berhubungan dengan asam lambung. Bagaimana dengan pemilik golongan darah langka ya? Kemungkinan treat-nya berbeda.
Less Acid in Coffee
Saya baru menyadari di tahun 2024 bahwa ada tingkat keasaman dalam kopi. Padahal saya rutin meminum kopi demi produktivitas. Salah satu hal yang membuat saya gemas dan sedih adalah tidak bisa minum kopi gara-gara memicu perih di lambung. Jadinya kopi biasa yang saya minum akhirnya teranggurkan.
Sayapun mulai lebih teliti mengkonsumsi kopi. Saya sengaja membeli kopi yang tingkat keasamannya rendah. Juga berusaha minum kopi tidak ketika perut sedang kosong. Alhamdulillah sih, maag jadi tidak kambuh dengan usaha yang saya coba lakukan ini.
Berhati-hati Dengan Sisa Konsumsi dan Hasil Akhir Sampah
Di tahun 2024, saya jadi lebih sadar akan efek konsumsi yang saya dan keluarga lakukan. Sisa buangan sampah yang kami produksi ternyata bisa berefek besar akan kesehatan lingkungan.
Saya mulai membawa tas kain kalau hendak belanja keluar rumah. Juga mencoba berpikir dua kali kalau mau jajan makanan dari gofud.
Yang terbaru saya mencoba minum teh dari bubuk seduh karena mengurangi sampah teh celup dan mencegah mikroplastik ke dalam pencernaan. Oh ya, lebih berupaya menghabiskan makanan yang ada sebelum membeli lagi. Demi mengurangi food waste.
Dan sampai sekarang masih berusaha membuat kompos yang benar. So far, masih mencoba-coba yang berhasil seperti apa.
Better Eat Rice (and Bread) Than Sick
Tahun 2024 saya berusaha mengurasi makan nasi, seperti juga tahun sebelumnya. Sayangnya di hari-hari yang terasa seperti battlefield, saya udah ngga mikirin mau ganti nasi dengan apaan lagi. Bisa makan dan ada makanan di kala kelaparan saja sudah bersyukur.
Namun sepertinya demi mengurangi stres pula, saya harus juga mengurangi standar. Saya nggak tahu kapan potensi stres datang, tapi saya pikir tak apa makan nasi agar tidak berlebihan. Juga ketika sedang bertamu, nggak mungkin juga kita menolak rejeki.
Sama halnya dengan roti. Sebenarnya saya berusaha menghindari makan roti terutama kala sarapan. Tapi seperti yang saya bilang tadi, saya suka skip memikirkan menu sarapan. Sehingga saya memilih menu sarapan dari stok roti yang ada. Tapi daripada asam lambung saya naik, lebih baik saya makan roti.
Olahraga Sesempatnya
Memang saya akui, saya nggak memiliki kurva semangat yang tinggi seperti di tahun 2023. Faktor why-nya memang not as strong, tapi merendah tapi stabil. Motivasi saya olahraga lebih ke stamina yang baik dan kadar lemak plus gula yang harus stabil.
Tapi karena sibuk dan susah cari waktu, saya pernah 1 minggu dan bahkan mencapai 2 minggu nggak olahraga. Rasanya badan sudah nggak enak sih. Sudah terasa berat dan ngilu-ngilu.
Saya juga menyadari di tahun 2024 bahwa ritme olahraga saya (kini karena sudah masuk usia 40 tahun) tidak sepatutnya disamakan seperti ketika umur 30an (waktu saya mulai olahraga rutin di usia 39 tahun). Tidak perlu ekstrim olahraga lebih dari 30 menit dengan heavy sweat. Tapi cukup 15-20 menit olahraga ringan seperti yoga, pilates dan cardio.
Ketika saya olahraga, berarti saya sayang dengan diri saya sendiri. Juga bentuk self-care dan menyehatkan badan. Jadi Alhamdulillah, kalau sudah lama nggak olahraga rasanya saya kok ngga sayang sama diri saya sendiri.
Penutup
Tahun 2024 meski padat tapi bukan berarti tanpa hikmah. Meski sibuk, saya ngga sepatutnya melupakan diri saya sendiri. Termasuk dari gaya hidup. Semoga tahun 2025, saya lebih punya kendali meskipun kesibukan melanda.
Bagaimana dengan tahun 2024-mu? Semoga tahun 2025 kita lebih sehat ya.