5 Alasan Makanan Homemade Lebih Baik Dikonsumsi – Setelah jadi ibu rumah tangga bertahun-tahun, saya jadi akrab dengan dapur (tentunya).
Dengan lebih banyaknya membaca dan praktek membuat saya sampai ke konklusi bahwa…makanan homemade memang lebih baik.
Jangan dulu protes ke saya. Karena saya juga suka pesan makanan dan jajan. Ngga terlalu picky juga dengan menu makanan. Paling sih cuma agak gimana dengan sisa sampah kemasan.
Saya mungkin salah satu orang yang paling mendukung kewarasan mental Ibu rumah tangga. Apalagi dengan kesibukan sebagai freelance remote worker, otomatis buat saya suka sesuatu yang praktis aja.
Tapi itu kan saya. Ternyata saya memiliki anggota-anggota keluarga yang kebalikan dari saya; lidah mereka lebih peka dan mereka lebih suka makanan rumahan.
Dan Alhamdulillah masakan saya bisa diterima dengan baik dengan anggota keluarga. Mungkin juga karena saya suka jajan, otomatis saya suka mengejar rasa yang pas ketika masak.
Ngga cuma karena kesukaan dan karakter. Inilah alasan makanan rumahan itu lebih baik:
Relatif Lebih Murah
Ketika masak sendiri, otomatis kita beli bahan-bahan dari dasar atau seenggaknya semi-jadi. Harga-harga yang dasar itu harusnya lebih murah.
Kecuali kamu belanja di supermarket khusus import, atau tinggal di Eropa dan mau masak makanan Indonesia.
Harga memang bersaing. Dan belanja dimana itu kembali ke kenyamanan.
Tentunya alternatif termurah adalah beli di tukang sayur. Atau pasar. Atau sekalian ke produsennya. Tapi kan repot mendatangi produsen satu-satu, haha…
Beli dengan volume lebih besar akan menekan biaya belanja, selama kita gunakan semua (ngga terbuang atau busuk di rumah).
Harusnya Lebih Bersih
Namanya makanan yang dibuat untuk dimakan sendiri dan keluarga (kecuali kamu private chef), kamu akan memastikan bahwa makanan yang dimasak bersih. Selama kita masak dengan sungguh-sungguh, masakan kita terjamin kebersihannya.
Makanan yang kita beli di luar ada kemungkinan tidak bersih, meski tentu saja usaha yang profesional harusnya nggak seperti ini. Kita tidak pernah tahu namanya manusia, human error bisa terjadi.
Apalagi kebersihan yang dijaga juga ngga cuma di dapur masak. Makanan berpindah tangan dari koki, yang mengemas makanan sampai yang kurir makanan tersebut.
Harusnya Lebih Sehat
Masalah makanan sehat atau tidak, tentunya kembali ke pribadi masing-masing. Apakah kamu mindful dengan kesehatan. You should lah.
Kebutuhan makan sehat adalah demi kelangsungan hidup diri dan keluarga, dan akhirnya untuk kebahagiaan jangka panjang.
Makanan yang berlemak tentu nikmat di lidah. Dan wajar saja kita ingin makan enak. Tapi kalau berlebihan, itu yang bisa jadi bumerang.
Makanan homemade sangat bisa lebih sehat. Kesegarannya lebih bisa dikontrol. Makanan rumahan biasanya segera dimakan setelah masak. Sehingga harusnya lebih sehat (kecuali overdone/kelamaan dimasak hingga hilang nutrisinya).
Sementara makanan yang dimasak di luar rumah, khususnya sayur, kita nggak tahu masaknya jam berapa. Sementara sayur paling aman dikonsumsi 6 jam setelah dimasak (bayam katanya malah 4 jam saja).
Kandungan makanan juga bisa terpengaruh dari kemasan makanan yang kurang sehat. Misalnya kemasan plastik yang murah ternyata berpotensi menimbulkan kanker.
Banyak pesan makanan di luar juga bisa memproduksi lebih banyak sampah. Kecuali kita datang ke rumah makan sambil bawa kemasan sendiri.
Kandungan/Isian Lebih Bisa Dikontrol
Bagi kamu yang agak pemilih atau ngga suka makanan tertentu, kadang tidak tidak bisa mencegah bahan makanan ada/ditiadakan dalam makanan yang kita pesan. Misalnya ketika masih sekolah dan mau jajan di kantin, saya nggak suka ketika makan bakwan goreng dan ada selipan cabai rawit didalamnya. Jadi dilema mau dimakan, akhirnya ada sisa.
Misalnya kita menghindari makanan berminyak atau sedang batuk, ternyata makanan yang kita pesan mengandung minyak. Jadi kita tidak/kurang bisa mengontrol isi makanan jika kita makan makanan di luar.
Kecuali tentu kalau kita punya langganan yang bisa di-request sesuka hati. Tapi yang seperti ini agak susah ditemukan. Dan kembali lagi, harus direnungkan poin-poin lainnya.
Bisa Di-Custom Sesuka Hati
Kalau makan di luar/pesan makan ke rumah, kita juga biasanya nggak bisa sesuka hati menambahkan atau mengurangi isi makanan. Kita lebih bisa membuat makanan yang kita masak lebih menggugah selera/sesuai kemauan kita. Atau sekalian mau menghabiskan stok makanan.
Masakan seperti menu nasi goreng atau sop sayur misalnya, bisa saja kita custom sambil mau menghabiskan stok makanan di kulkas. Atau, mau menambahkan bumbu kesukaan. Misalnya lebih banyak cabai, rempah atau nori. Bebas saja.
Tips Membuat Makanan Rumahan
Tentu saja, membuat makanan rumahan bukan ngga punya kekurangan. Kita harus bersiap dengan PR cucian piring lebih banyak. Atau akan lebih banyak menghabiskan waktu di dapur.
Tapi bukan berarti ngga ada strategi untuk menyikapi ini. Berikut tips membuat makanan rumahan agar mengurangi repot di dapur:
Menjadwalkan Menu Makanan Harian/Per Periode Waktu Tertentu
Sekalian menghindari food waste, merencanakan menu makanan harian atau per periode waktu bisa membantu membuat makanan homemade lebih tertata atau terstruktur.
Khususnya, kamu jadi lebih bisa belanja sesuai menu yang kamu akan masak. Ini akan meminimalisir waktu dan tenaga yang terbuang.
Sempatkan Food Prepping
Sudah bukan rahasia lagi bahwa melakukan food prepping sangat membantu efektif masak di dapur. Sediakan waktu khusus untuk food prepping agar masak jadi bisa set sat set.
Berstrategi Menggunakan Alat Masak dan Alat Makan
Untuk mengurangi waktu cuci piring, kita harus pintar dalam urutan memasak. Misalnya, habis goreng tempe bisa sekalian goreng ayam di wajan penggorengan yang sama.
Dalam menggunakan piring, alih-alih menggunakan dua piring kita bisa minimalisir cucian piring dengan gunakan 1 piring. Tentu ini untuk makanan yang kering atau non kuah.
Menggunakan Bahan Premade/Semi Jadi
Kalau ngga sempat food prep, bisa juga kita manfaatkan makanan atau bahan makanan semi jadi. Misalnya beli bawang atau kentang yang sudah dikupas.
Di tukang sayur misalnya, kita bisa minta disiapkan paket masak sayur asem atau sayur sop. Jadi ngga perlu beli per item bahan.
Beli Bahan Makanan Online
Untuk ibu rumah tangga yang tinggal di perkotaan atau yang tersedia, biar ngga perlu keluar rumah bisa pesan bahan makanan online.
Tentu saja dengan cara ini, kita tidak bisa benar-benar cek kondisi bahan makanan. Kalau ternyata rusak, akan perlu waktu lagi untuk dikembalikan. Dan tentu saja harganya ngga akan semurah beli di tukang sayur. Kecuali beli ke produsen online.
Tapi Alhamdulillah dengan kemudahan teknologi jaman sekarang, opsi beli bahan makanan online sudah tersedia.
Bagi Tugas dengan Anggota Keluarga
Tip ini sudah umum. Tapi jika punya anak yang sudah cukup umur dan pasangan yang bisa bekerjasama, kita bisa minta bantu mereka membantu di dapur. Jika belum bisa, ingatkan diri kita bahwa lelah mengurus keluarga adalah bentuk Jihad (untuk muslim).
Contohnya minggu ini ketika waktu masak saya sempit di dapur dan anak saya menolak makan sop sayur, saya minta dia kupas sendiri timun untuk menu sayurnya.
Pilih Menu Makanan Praktis Anti Gagal
Terakhir, kita tak perlu memasak makanan yang ribet kalau waktu kita sempit. Jujur saja dengan kemampuan dan berdamai dengan keadaan. Minta pengertian anggota keluarga dengan kondisi ini.
Tentu saja, tip ini bukan berarti kita bermalas-malasan sehingga masak sekedarnya. Usahakan walau masaknya mudah, makanan bisa tetap disukai keluarga. Makanan rumahan simple bisa jadi opsi yang bagus jika kita butuh hemat waktu dan energi.
Kesimpulan
Membuat makanan homemade memang opsi yang lebih baik, jika dilakukan dengan baik pula. Tentu saja, tidak ada yang bisa memaksakan untuk selalu bisa masak sendiri. Jika kondisi tidak memungkinkan untuk masak sendiri di rumah, tentu saja kita selalu bisa beli makanan di luar. Tapi tetap pastikan makanan dari manapun aman dimakan kita dan keluarga.
Yuk baca juga artikel yang berhubungan dengan ibu rumah tangga di blog Mbak Imawati Annisa. Juga, semoga kamu yang membaca ini bisa dapat manfaat yang positif.
