SDH#2 : Sehat Butuh Konsistensi

SDH#2 : Sehat Butuh Konsistensi – Hari ini telah memasuki hari ke enam bulan Ramadan 2023. Dan, mungkin yang lain sudah merasa bahwa semakin terasa ‘sesuatu’ setelah terasa menahan lapar setiap hari? Namun semestinya disitulah kita diuji keimanannya.

Untuk saya yang IRT merangkap freelancer, saya sebenarnya cukup happy karena kerjaan sedang tidak begitu menggunung. Waktu pun segala sesuatu terasa lebih mudah diatur dibandingkan tahun lalu. Sehingga rutinitas di bulan Ramadan terasa Alhamdulillah manageable. Namun di hari ke lima, cukup banyak kegiatan yang harus dilakukan sehingga besoknya (hari ini) rasanya nggak mau ribet alias males, hihi.

Yah selengkapnya saya tuliskan di bawah ini ya. Berikut ini evaluasi selama 5 hari pertama berpuasa:

Day 1-3: Kenalan Dengan Buah Sebagai Menu Berbuka Puasa 

Mengawali puasa, saya cukup optimis dan bersemangat bahwa bulan Ramadan bisa membantu saya menurunkan BB dan juga back in shape alias lebih fit. Saya coba membuat menu berbuka puasa menambahkan buah-buahan seperti potongan buah dan es kuwut. Walaupun standarnya selalu ada kolang-kaling setiap berbuka. Saya sebutkan keinginan ini dalam tulisan merancang menu buka puasa sehat

Sejujurnya memang mengkonsumsi buah secara teratur it feels good. Terasa segar mengkonsumsi buah-buahan saat berbuka dan terasa ringan pula di perut. Pencernaan semakin lancar dan tidak begah. Tentunya dengan buah-buahan yang banyak kandungan airnya seperti Melon dan Pepaya, yang saya pilih sebagai sajian berbuka di hari pertama. Walau pepaya bukanlah buah favorit semua keluarga, tapi lumayan. Saya tetap sajikan melon di hari kedua dan ke lima dengan air kelapa muda. 

Lucunya saking inginnya saya mencoba air kelapa, saya membeli batok kelapa muda di salah satu e-commerce sayuran segar karena tergiur diskon. Tapi saya hampir putus asa membuka batok kelapanya. Alhamdulillah dengan tenaga dan tools seperti tang bisa menghancurkan kepalanya.  Jadi bisa mengucurkan air, mengambil daging kelapanya. Lho, tapi kok dikit banget dagingnya? Sementara di tukang sayur, daging kelapa dan airnya ngga sampai sepuluh ribu! Ngga lagi-lagi saya beli batok kelapa kecuali memang sebagai dekorasi untuk sajian tamu (unlikely kejadian sepertinya). 

Day 4 dan 5: Godaan Itu Datang

Di hari keempat, merupakan cheat day karena sekalian ada tamu yang datang. Sehingga menu buka puasa berupa makanan fast food yang membuat saya berpikir ‘ wah harus olahraga 30 menit lebih untuk membakar kalorinya’. 

Di hari kelima, saya membeli cincau yang harganya murah banget dan isinya banyak juga. Tak pernah sebelumnya sengaja membeli cincau. In fact, saya kenalan dengan cincau baru-baru ini lagi karena memilihnya sebagai topping minuman bubble tea. Dulu-dulu sih pernah makan sebagai sajian minuman manis tapi it’s not my favorite thing

Buat menu buka puasa hari ini juga, karena ingin menghabiskan roti sisa saya jadi pertama kali juga membuat bread pudding. Dalamnya sebagai topping ada kurma, choco chip dan pisang sisaan. Nah karena kenyang, minuman cincau plus lemon dengan air kelapa mudanya baru di makan saat sahur. Lumayan menyegarkan dan bikin perut happy

Nah malamnya nih udah kepengen banget makan sesuatu yang a bit berlemak seperti nasi goreng. Tapi saya tahan karena berpikir bahwa ini godaan dan bisa jadi kemunduran untuk target Ramadan dan kesehatan tubuh saya yang diinginkan. Akhirnya makan Indomie dengan salad yang agak banyak dan lauk, hihi, bargain

Saya agak shock juga bahwa selama ini saya begitu terfokus mengurangi nasi, sementara ada kandungan karbohidrat juga di roti dan kentang yang lumayan sering saya konsumsi. Ya pantes aja sih timbangan ngga beda jauh hasilnya. 

Lebih Berani Olahraga Berkeringat

Nah yang saya baca di sebelum Ramadan, adalah olahraga yoga bisa dijadikan pilihan olahraga di bulan puasa. Tapi ternyata di pilihan video beginner Jessica Fishburne terasa terlampau mudah dan video yang lebih rumit pun saya ngga bisa (atau levelnya ketinggian). 

Atas rekomendasi pejuang diet lain dan kenalan saya, saya pun kembali mencoba olahraga Leslie Sansone. Karena saya merasa olahraganya mudah dan cukup mengeluarkan keringat. Ada yang cuma 15, 20 hingga ada yang 45 menit. Tapi karena lately badan saya mungkin kaget ya kalau olahraga langsung 30 menit, beberapa kali suka sakit. 3 hari terakhir saya memilih olahraga walk at home 15-20 menit saja. Ada pula variasi olahraga jogging yang juga direkomendasikan buat olahraga saat puasa. 

Alhamdulillah saya konsisten hingga sekarang. Bahkan di hari ketiga, ada rencana buka puasa bersama sehingga saya memilih olahraga jam 3an (dianjurkannya 1-2 jam sebelum berbuka puasa). Sementara jam buka puasa di daerah saya jam 6 sorean. Ya agak kehausan dikit, but I’m glad I did it!

Ternyata, di hari ke 6 saya melihat BB saya berkurang 1 kilogram. Namun, ternyata bapake mau juga gorengan ketika saya bilang kok kepengen. Hmm oh no! 

Doakan saya tetap konsisten ya. Perjuangan baru dimulai. Stay tune untuk tulisan Sunglow Healthy Diary lainnya

Memang untuk sehat butuh konsistensi. Setuju?

1 thought on “SDH#2 : Sehat Butuh Konsistensi”

  1. Seperti apa yang sering digaung-gaungkan. Kualitas tubuh kita bergantung pada asupan kita. Ini adalah salah satu cara agar kita bisa menikmati hidup dengan sehat, nyaman dan minim keluhan. Setidaknya kebijakan kita pada asupan membawa kita pada kesehatan dan kegembiraan plus bisa menikmati hidup dengan lebih baik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *