Rupa-Rupa Nusantara: Pesona Pisang Goreng – Saya nggak menyangka akan menulis di blog mengenai pisang goreng. Tapi dalam seri blogging Rupa-Rupa Nusantara ini, saya putuskan untuk menulis mengenai salah satu camilan kesukaan rakyat Indonesia ini.
Pisang goreng adalah kudapan berupa potongan pisang (ada yang dibentuk seperti kipas) yang digoreng dengan baluran tepung. Rasanya perpaduan dari gurih, manis dan terasa krenyes karena digoreng hingga garing.
Ternyata setelah saya telusuri sejarahnya, pisang goreng punya riwayat menarik. Ngga sesederhana karena negara Indonesia punya hasil alam pisang lantas diolah.
Tapi sebelumnya saya mau cerita kenapa pisang goreng memiliki kesan spesial untuk saya pribadi.
Pisang Goreng Salah Satu Camilan Favorit Masa Kecil
Makanan ringan seperti kue cubit, kue kembang gula atau lainnya memang terkenang suka dimakan waktu saya berusia sekolah dasar. Tapi memakan pisang goreng sebagai kudapan sore adalah hal yang biasa di rumah masa kecil saya di Jakarta. Pernah suatu kali saya makan banyak banget (waktu kecil) karena sangat enak dimakan.
Yang unik bukan cuma pisang gorengnya. Melainkan topping alias taburan si camilan utama.
Di rumah saya adalah hal yang biasa memakan pisang goreng dengan kacang goreng dan taburan keju. Bahkan dicocol dengan abon ikan (abon ikan adalah abon khas daerah Maluku). Ada sensasi gurih dan kriuk-kriuk ketika memakan pisang goreng dengan kacang. Di bulan puasa 2025 lalu, saya cukup suka memadukan pisang goreng sama kacang. Nostalgia rasanya, menambah hangatnya suasana buka puasa di bulan Ramadan.
Ternyata kebiasaan makan banana fritter (arti pisang goreng dalam bahasa Inggris) dengan kacang goreng ini dinilai aneh oleh suami saya. Ya maklum, sebagian darah asal Paksu dari Betawi. Saya juga baru sadar bahwa suami (dan kemungkinan banyak orang lain) menganggap kebiasaan ini aneh.
Adakah hubungannya kebiasaan makan pisang goreng dengan asal keluarga saya yang dari Ternate, Maluku Utara? Ternyata ada.
Sejarah Pisang Goreng Masuk Indonesia
Sebenarnya makanan pisang goreng cukup populer di negara-negara Asia Tenggara. Variannya juga bermacam-macam.
Nah, tapi bagaimana bisa cemilan yang disebut dessert terbaik versi Taste Atlas di dunia tahun 2023 ini masuk Indonesia? Ternyata gorengan pisang bisa masuk ke Indonesia adalah melalui bangsa Portugis. As you probably know, di abad 16 Indonesia pernah dijajah bangsa Portugis. Bahkan makanan ini biasa dimakan para bangsawan dan khusus kalangan kelas atas saja.
Orang Portugis yang datang ke Maluku biasa menyantap pisang yang digoreng dengan tepung sebagai makanan sarapan. Karena mengolah makanan dengan tepung terigu merupakan kebiasaan bangsa Eropa.
Kemudian hal ini diadopsi oleh orang-orang Melayu. Akhirnya sajian ini menjadi santapan umum dan populer hingga sekarang.
Menarik sekali. Siapa sangka makanan yang biasa dijual di abang-abang gorengan masa kini ternyata juga pernah jadi makanan eksklusif bangsawan?
Pisang Goreng di Maluku
Di dekat rumah saya, ada toko yang khusus menjual camilan pisang goreng dan singkong goreng dengan berbagai topping. Sesekali kami pesan waktu bulan puasa. Karena selain bingung mau makan apa, merupakan opsi makanan murah meriah.
Tapi mungkin ngga begitu banyak yang tahu kebiasaan makan pisang goreng di Maluku. Di rumah saya dulu misalnya, dimakan dengan kacang goreng, abon ikan dan mungkin di kepulauan asli wajar saja dimakan dengan kenari. Karena kenari merupakan salah satu hasil alam di kepulauan Maluku.
Di Maluku juga biasa memakan pisang goreng dengan…sambal. Ketika saya datang ke Ternate tahun 2010an, saya diajak sepupu-sepupu makan pisang goreng di pinggir jalan. Dan yang bikin saya bengong, pisang gorengnya dipadukan dengan sambal. Karena ngga biasa, saya makan polos saja alias ngga pakai bumbu sambal. Lagipula, disitu pisang gorengnya terasa minim atau nggak pakai tepung.
Menurut Ibu saya, dulu ketika ia masih tinggal di Ternate belum jaman memadukan pisang goreng dengan sambal. Pisang jenis ini dinamakan Pisang Mulu Bebe.
Saya sebenarnya ingin eksperimen buat pisang goreng dengan sambal demi tantangan blogging level up Nusantara ini. Sayangnya saya ngga sempat buat dan baru terpikir di saat-saat terakhir periode tantangan ini. Mungkin nanti saya perbarui artikel ini lagi ketika saya sudah coba.
Tetap saja, pengalaman makan pisang goreng terenak adalah makan di depan gunung Sumaladaha. Nothing beats the memory, kecuali ketika makan ramai-ramai dengan keluarga waktu kecil.
Resep Pisang Goreng
Meskipun waktu kecil sudah akrab ngemil sore dengan gorengan pisang, saya baru benar-benar buat sendiri ketika menikah. Maklum, dulu kakak atau Ibu yang suka buat.
Pengalaman saya, jangan asal pakai pisang tertentu. Karena ketika digoreng tekstur pisang bisa jadi terlalu lembek. Khususnya kalau sudah terlalu matang. Misalnya memakai pisang Sunpride, walau namanya bermerk ternyata nggak begitu enak untuk digoreng.
Resep pisang goreng mungkin terlalu sederhana untuk dijabarkan. Cuma cukup memakai pisang goreng yang matang. Biasanya jenis yang dipakai pisang tanduk, pisang raja dan pisang kepok.Kemudian memakai tepung dengan kekentalan yang pas. Juga taburkan sedikit garam dalam adonan tepung agar rasa lebih greget. Kalau saya pribadi suka ditambah bubuk kayu manis juga, agar ada wewangian ‘manis’.
Ada yang suka mengakali pisang yang terlalu matang dibaurkan dengan tepung. Kalau dulu di keluarga saya jenis pisang goreng ini suka dicampurkan dengan potongan keju kecil-kecil. Ya, mungkin ini bisa dikatakan sebagai banana fritter.
Penutup
Begitulah bahasan Rupa-Rupa Nusantara kali ini, tentang salah satu cemilan favorit masa kecil saya. Ternyata riwayatnya lumayan jauh jika ditelusuri. Bagaimana menurutmu mengenai sejarah pisang goreng di Indonesia?