SHD#6 : Diet After Lebaran dan Adaptasi Rutinitas Reguler

SHD#6 : Diet After Lebaran dan Adaptasi Rutinitas Reguler

Halooo.. Wah sudah agak lama saya ngga update Sunglow Healthy Diary sejak minggu terakhir Ramadan 2023. Memang maksudnya mau break sebentar karena liburan dan kesibukan lebaran. Tapi sebenarnya saya agak malas dan masih malu menulis berita terbaru diet saya begitu-begitu aja. Makin kesini saya makin sadar kesalahan-kesalahan saya sih. 

Ada banyak pembelajaran juga kok. Bare with me ya.

Diet Di Musim Lebaran

Agak mustahil melakukan diet di hari Lebaran. Karena you know, jarang ada yang menyajikan makanan pure sayur dan buah di hari kemenangan ini, apalagi setelah sebulan puasa. Makanan yang tersajikan adalah daging-dagingan, dengan kandungan santan, kue-kue kering dan makanan manis. Kalau ngga makan atau ngambilnya dikit, terkesan tak sopan ya kan. Ya jadinya saya ngga mungkin skip disini.

Namun saya masih konsisten olahraga, bahkan di hari Lebaran. Saya senang karena stamina saya terasa oke. Bahkan ketika saya jalan seharian menuju rumah keluarga yang jauh, capeknya ngga seberapa seperti sebelumnya ketika jarang olahraga. I was pretty proud at myself karena masih konsisten setidaknya di ranah ini. 

Saya ngga akan bisa bilang saya menyesal telah memulai rutinitas olahraga sejak Ramadan 2023. Semoga seterusnya saya menyempatkan olahraga.

Perbedaan Di Pilihan Makanan Yang Dibelanjakan

Awal bulan saya memiliki keinginan agar lebih banyak makan ikan karena lebih rendah kalori dan sehat. Namun saya tidak ingin repot membersihkannya sehingga pilihannya membeli fillet atau memesan menu ikan. Pasangan saya juga lebih memilih menu lain selain ikan karena ngga suka bau amis. Jadi memasak ikan terasa ‘eksklusif’. 

Alhamdulillah si kecil suka aja sih dibuatkan ikan goreng tepung. Cuma not good for me karena saya jadi memakan ikan yang lebih berlemak! Salah strategi deh makan ikan yang digoreng tepung. 

Untuk belanja agar dimasak, tak banyak pilihan selain ikan tilapia dan mungkin dori. Lainnya saya ragu-ragu. Namun untuk menu pesanan fast food saya jadi order fish burger (setidaknya kalorinya tidak sebanyak daging) dan ikan nila/bawal/mas untuk RM Padang. Tapi saya agak sangsi menu pesanan ini membantu diet saya. Paling bagus memang dipanggang. 

Ayam dan kentang panggang so far the best home cooked food yang pernah dibuat. Si kecil pun suka ayamnya. 

Dokumentasi menu makanan percobaan diet – the latest nyobain ubi

Penyesuaian Di Hari Reguler

Hari-hari reguler saya adalah hari-hari dimana saya tidak hanya berkutat mengurus rumah, memasak dan mengerjakan pekerjaan lepas. Tapi saya juga seorang homeschooling mom. Jika di bulan puasa, anak saya berkegiatan bebas maka di hari biasa ada beberapa jam waktu untuk sekolah di rumah. Sayalah yang mengurus juga bagian ini dan sejujurnya memikirkan porsi ini di keseharian memakan energi yang lumayan.

Prakteknya, homeschooling cuma berjalan paling lama 1,5 jam per harinya. Namun menyiapkannya dan menjaga agar berjalan lancar cukup memakan energi. Anak saya yang nyaris masuk masa sekolah dasar sudah memiliki sedikit kemandirian dan bukan bayi lagi. Saya harus pintar-pintar mengajaknya agar mau melakukan sesuatu. 

Porsi homeschooling ini juga menyesuaikan di waktu rutinitas harian. Saya harus tetap menjalankan porsi IRT saya, memikirkan rumah dan menu masak harian. Ada hari-hari dimana saya kekeuh pengen olahraga. Di hari-hari itu saya senang telah menyempatkan olahraga. 

Yang saya sadari adalah di hari-hari reguler paska lebaran ini saya tidak lagi menyempatkan waktu tidur siang. Hampir tidak ada waktu untuk itu. Sehingga mungkin ini juga yang buat badan saya lebih mudah kelelahan. 

Waktu itu saya juga mengacuhkan anjuran agar olahraga sebaiknya 5 kali seminggu saja. Ya, pada akhirnya badan saya pegal-pegal dan ngilu. Ternyata otot juga harus beristirahat. 1-2 hari saya sakit karena hal ini dan mungkin karena faktor stres juga dengan penyesuaian rutinitas harian paska lebaran.

Kemungkinan juga karena kelelahan dan waktu tidur malam yang tidak sebanyak sebelumnya membuat tubuh masih lelah di hari berikutnya. Saya tahu ini adalah sebuah masalah tersendiri. Anjuran diet yang baik adalah tidur yang cukup dan entahlah apa I can afford enough sleep.

Kebiasaan Baru

Karena ingin hidup sehat dan suka olahraga, saya jadi kepingin punya alat support di ranah ini. Misalnya seperti baju yang lebih nyaman dan rubber band untuk olahraga. Kadang walau sudah menyiapkan baju olahraga, sedih juga ketika tidak sempat olahraga sehingga saya kembalikan baju itu ke rak baju. Ada pula produk sport lain yang mungkin saya akan ulas di lain kesempatan di blog ini. 

Oh ya, ketika sudah masuk hari-hari biasa (lepas puasa) hampir setiap pagi orang rumah rekues dipesankan makanan yang punya kandungan banyak karbohidrat. Ini sebuah tantangan untuk saya untuk tetap menyantap sarapan pagi sehat. Saya sedang mengupayakan agar tetap tidak langsung makan berat begitu bangun pagi.

Sudah 2 minggu saya membuat muffin oatmeal. Saya belum mantap menemukan resep yang pas tapi setidaknya ada opsi cemilan dan sarapan yang menyehatkan. 

Saya juga mulai rutin minum air lemon hangat pagi hari yang katanya membantu diet. Apa benar? Semoga ya. Yang saya tahu air lemon yang dikonsumsi pagi hari bisa ‘membersihkan’ pencernaan dan menyehatkan kulit. 

Oh ya saya juga berusaha ngga makan makanan berat kalori di malam hari. Dan mengupayakan makan malam di bawah jam 7. Late night snack ini sering jadi godaan kuat untuk off track. Semoga saya kuat! 

Whoops, saya juga tak lupa membatasi porsi nasi, lauk dan sayur sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh. Saya tahu mengenai porsi ini dari konten Instagram cara mudah menghitung porsi

Kopi Membantu Stamina?

Satu hal yang membuat saya senang paska lebaran adalah saya bisa kembali meminum kopi. Tapi saat ini saya tidak tahu apakah kopi adalah teman atau tidak. Memang mengkonsumsinya membantu saya fokus, tapi kopi bisa membuat saya lupa sementara bahwa tubuh saya kelelahan. 

Ketika efek kopi hilang, tubuh saya terasa lebih lelah dan pegal-pegal (ya sudah tentu). Kopi memang menjadi solusi sementara. 

Mungkinkah badan terasa lebih fit di bulan puasa karena lepas dari efek kafein kopi? I should learn more about this

BB Naik, Insya Allah Semakin Istiqomah

Kebanyakan cheat day, suka ngga bisa menahan diri dan faktor eksternal membuat saya susah konsisten diet. Ketika saya memikirkan menu makanan diet, dari luar mengajak makan enak dan kadang keikut menu untuk tamu. Wah saya benar-benar harus pakai kacamata kuda sekarang karena hal-hal ini tidak membantu diet saya.

Minggu ini misalnya, ada makan-makan di restoran all-you-can-eat dan BB saya naik 1 kilo. Besoknya saya cuma makan malam salad dan telur dan bisa mengurangi kembali sekilo. Lalu besoknya saya makan ayam fast food tanpa nasi, tetap naik lagi. Oh memang sih sebaiknya tak usahlah melihat timbangan sebagai patokan.

Saya berusaha melakukan sit-up ketika teringat. Sepertinya memang membantu tapi ya itu, saya suka kelupaan melakukannya. 

Yang bagus sih lately saya makin rajin kupas-kupas buah, potong-potong dan prep sayur dan sesekali ngejus buah. Suatu hari saya mencoba jus untuk perut buncit tapi ternyata saya kurang banyak beli porsinya. 

Itulah, bedanya mau diet untuk orang biasa sama seleb. Kalau seleb ada asisten dan chef sendiri mungkin untuk menyiapkan menu diet. Disinilah niat kembali jadi akarnya (ngga usahlah jadi bahan pembenaran). Insya Allah saya bisa prep sayur salad untuk beberapa hari. 

Kesimpulan

Dahulu sebelum lebaran, saya pernah menulis rencana diet paska lebaran. Ada yang mundur dan maju progress-nya. Yah memang diet adalah sebuah lifestyle. Saya ngga boleh main-main dan inginnya semakin kuat menahan keinginan makan yang enak-enak dan fokus ke kesehatan. 

Menurutmu saya bisa gak ya? Semoga insya Allah berhasil. Thanks sudah baca update SHD kali ini! 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *